Jumat, 24 Mei 2013

ASAL-USUL VALENTINE'S DAY


Sebenernya sich uda telat yaa, ngebahas hari kasih sayang ini, coz ini kan udah memasuki akhir bulan Mei. Tapi yaa gak papalah, mendingan terlambat daripada tidak sama sekali, iyaa gak pemirsaa.... hehe. Okeylah mari kita bahas sejarah dari 'Hari Valentine' ini, so tetep stay tuned yaaa.... #maksa.

Begini ceritanya, seperti yang kita ketahui, bangsa Romawi yang menjadi dasar peradaban Barat hidup dengan suatu adat, yaitu menjadikan kepuasan fisik badaniah sebagai tujuan hidup mereka. Money, drink, and sex, itulah setali tiga uang dalam kehidupan mereka. 

Bila kita perhatikan mitologi Yunani-Romawi, akan kita dapatkan cara pandang ini dalam cerita-cerita mereka. Ada dewa yang berselingkuh, ada dewa yang diselingkuhi. Bahkan ada dewa yang memilih menikah dengan dewa lainnya dalam bentuk hewan. Ada hubungan seks dalam keluarga, bahkan ada dewi cinta. Itulah mitologi mereka yang dipenuhi dengan kepuasan badaniah. 

Dari segi penampakanpun, patung-patung yang diukir dan lukisan-lukisan yang digambar seniman yang hidup di zaman Yunani-Romawi penuh eksploitasi terhadap fisik wanita. Merupakan sebuah pemandangan yang biasa di kuil-kuil penyembahan mereka, patung-patung wanita tanpa busana dan lukisan-lukisan bugil.

Asal-usul Valentine's Day >>>


Jauh sebelum dunia mengenal hari kasih sayang, orang Romawi mengenal perayaan "Festival Lupercalia", yaitu rangkaian hari raya yang dipersembahkan kepada 'Lupercus' sang Dewa Kesehatan dan Kesuburan dan juga kepada 'Juno Februa' yang juga Dewi Pernikahan dan Kesuburan. Perayaan ini digelar setiap tahunnya pada 13-15 Februari. 

Lupercus sendiri adalah Dewa Kesuburan Seksual Romawi yang diilustrasikan sebagai manusia berkaki dan berkepala kambing atau setara dengan 'Pan' dalam mitologi Yunani. Pan inilah yang juga menjelma menjadi 'Baphomet' dalam tradisi pemuja setan Yahudi, Dewa Kesuburan yang menjadi lambang regeneratif lelaki dan wanita sekaligus lambang seks.

Adapun 'Juno Februa', Dewi Pernikahan dan Kesuburan, yang dilukiskan memakai mantel dari kulit kambing -ciri kesuburan- adalah istri dari pemimpin para dewa, Jupiter. Dalam mitologi Yunani, Juno dikenal sebagai 'Hera' yang menikah dengan 'Zeus' pada bulan Gamelion yang terletak antara pertengahan Januari dan pertengahan Februari.

Dalam satu legenda, diceritakan bahwa Pan mempunyai 'affair' dengan Dewi Kecantikan dan Dewi Cinta Aphrodite (dikenal juga dengan nama Venus), dengan 'Eros' (dikenal juga sebagai Cupid) yang digambarkan sebagai anak kecil tampan bersayap yang membawa panah cinta, anak dari Aphrodite yang menjadi pengamat dan promotor.

Menurut legenda yang lain lagi, bahkan Aphrodite sangat tertarik pada ketampanan anaknya sendiri sehingga melakukan hubungan badan dengan anaknya, Waduuuhh...!!!

Begitu pula yang dirayakan saat "Festival Lupercalia" 13-15 Februari. Perayaan itu dilakukan untuk meneladani semangat Pan, Juno, Venus, Cupid, yang kesemuanya bermuara pada satu kata; nafsu.

Kenapa Dilarang? Inilah Alasannya >>>


Perayaan dimulai dengan menaruh nama-nama perawan di sebuah tempat dalam kertas-kertas yang terpisah. Kemudian lelaki maju satu per satu untuk mengambilnya secara acak. Siapa yang terpilih itulah yang akan menjadi partner untuk melakukan hubungan terlarang sepanjang malam itu. Setelahnya berlanjut menjadi pasangan hingga tahun berikutnya.

Begitulah "Festival Lupercalia" yang dipraktikkan selama berabad-abad pada masa Romawi. Hubungan badan yang dihalalkan dalam bentuk adat-istiadat, yang tentu saja bersesuaian dengan misi hidup mereka, yang menjadikan nafsu sebagai Tuhan.

Setelah kaum Kristiani berkuasa, sekitar 494 M, Paus Gelasius I mengakulturasi Festival Lupercalia ini menjadi "Festival Penyucian Bunda Maria" sebagai pengganti penyembahan terhadap Lupercalia. Namun, esensi perayaan ini tetap sama, penuh dengan nafsu dan keburukan, berkelindan dengan kepentingan konsumerisme yang menjadi terget para kapitalis. 

Pernah pula gereja menjadikan 14 Februari dengan mencangkokkan tokoh 'Saint Valentine' yang berjuang demi cinta hingga menjadi martir pada 14 Februari, hingga hari kematiannya diperingati sebagai hari perjuangan cinta, Valentine Day.

Namun, kebenarannya tidak bisa diverifikasi dan esensi perayaannya tetaplah sama, hingga pada 1969 Valentine Day dihapuskan dari kalender gereja oleh Paus Paul VI.

Sampai di sini saja, sebetulnya sudah cukup alasan bagi kaum Muslim untuk meninggalkan Valentine's Day. Karena asalnya dari perayaan pagan Romawi, dilanjutkan sebagai hari besar di gereja. Belum lagi hasilnya mengerikan pada zaman ini. Valentine Day dijadikan sebagai hari untuk menyatakan cinta, mencari pacar, melakukan maksiat dengan kehormatan sebagai taruhan. Itu berarti awal dari down payment kiamat bagi kaum wanita. Di negara-negara Barat, tanggal 14 Februari dijadikan sebagai ajang pesta seks, ajang mengumbar nafsu setan, karena tidak pada tempatnya. Semua kamar hotel 'full-booked' dan kondom terjual habis. Kehormatan juga habis. Nah, itulah sekilas tentang sejarah dari Valentine's Day, kita sebgai umat muslim sudah selayaknya meninggalkan perayaan itu di tahun-tahun berikutnya, mengingat dampak negatif yang begitu besar untuk kaum Hawa. Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar