Kamis, 25 April 2013


KELUARGAKU 

Well, kali ini aku mau cerita soal keluargaku, tentunya kali ini keluarga dalam artian yang sebenarnya yach pemirsa…… bukan kayak postingan aku yang ini. Aku sulung dari 3 bersaudara, dua adikku semuanya cewek, adikku yang pertama berumur 17 tahun, dan yang terakhir berumur 10 tahun. Untuk adikku yang pertama, kami terpisah sejak dia berumur 3 bulan, alias dia dianggkat oleh Pamanku menjadi 'anak', dan tinggal bersama beliau hingga sekarang di kota Sidoarjo. Dulu Pamanku menikah selama 15 tahun dan belum dikaruniai anak, hingga akhirnya memutuskan untuk mengadopsi adikku sebagai anak alias pancingan. Alhamdulillah sekarang telah dikaruniai anak perempuan berumur 7 tahun. Otomatis kami terpisah jarak, dia sekarang di Sidoarjo dan aku sekarang ada di Magetan bersama kedua orangtuaku dan adikku yang paling kecil. Well, sebenarnya keluarga kami termasuk keluarga yang harmonis, kalao kalian gak percaya tenggok saja di rumah kami, nilai-nilai kasih sayang, saling menghargai, dan cinta kasih sangat kental dalam kehidupan sehari-hari kami, entah apa sebabnya. Mungkin ini semua disebabkan karena besarnya cinta Bapakku kepada Ibuku, yang jika kalian melihat kisah cinta mereka aku yakin 100% kalian pasti iri. Hal ini lah yang mungkin menyebabkan aku tumbuh menjadi pribadi yang penuh cinta dan kasih sayang, gak percaya….??? Tanyakan saja berapa banyak saudara angkat, sahabat, dan teman-temanku yang tersebar hingga pelosok negeri ini, wee lebay.com, wkwk. 


Keluarga ini jarang sekali bertengkar, aku sungguh tidak tahu apa alasan Bapakku begitu mencintai ibuku sebesar ini. Hmm… terkadang aku iri dengan orang tuaku sendiri, kenapa mereka bisa menemukan pasangan yang begitu cocok dan harmonis seperti ini sich…. Aku sungguh iri bukan main dengan keromantisan, kejutan-kejutan dan kasih sayang Bapakku yang diberikannya kepada Ibu dan keluarga kami. Mungkin bagi mereka kesulitan terbesar dalam hidup ini ialah masalah finansial. Hmm... well, namun apapun beban dalam hidup ini, keluargaku tak pernah goyah bahkan semakin bertambah kuat. Tau alasan aku menulis ini semua, karena semua ini berawal dari kisah cinta kedua orang tuaku.


Yaa, perkenalkan Bapak-ku bernama Pak Nasrun, dan Ibuku bernama Bu Yeti. Bapakku sekarang bekerja sebagai Guru PAI di SD, ibuku seorang kepala sekolah di TK swasta di kota kecil kami. Dulu sebelum menikah dengan Bapakku, Ibuku seorang Kristen Katholik, kisah cinta mereka berawal dari sini. Awal pertemuan mereka berdua terjadi seperti kisah dibawah ini, dulu ayahku hanya bekerja sebagai karyawan di sebuah toko bangunan, nah setelah lulus kuliah ibuku mencoba melamar pekerjaan di toko tersebut dimana Bapakku bekerja. Sayang Ibuku tidak diterima sebagai karyawan di toko tersebut, namun malah mendapatkan jodoh (Bapakku). Bapakku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat ibuku waktu melamar pekerjaan di toko tersebut. Akhirnya adegan kejar-kejaran, apel dan lain-lain mulailah terjadi. Halangan dari kedua belah pihak orang tua sungguh besar, gimana tidak ‘orang tua anggkat’ ibuku dengan keras menolak Bapakku sebagai calon suami untuk Ibu yang notabene hanya karyawan toko biasa. Ibuku saat itu tinggal bersama Paman dan Bibinya di Magetan, sedangkan orang tua kandungnya tinggal di kota Malang. Sehati dengan orang tua anggkat ibuku, orang tua kandung Ibuku awalnya juga tidak merestui hubungan ini, karena Bapakku mengajukan syarat untuk mangajak Ibuku memeluk Islam (Saat itu Keluarga Ibuku memeluk Agama Kristen Katholik, namun Alhamdulillah sekarang telah memeluk agama Islam). Sungguh ku akui perjuangan cinta antara kedua orang tuaku begitu hebat dan berat. Bahkan karena sangking cinta dan sangking seriusnya, Bapakku hingga rela menemui orang tua kandung Ibuku di Malang hingga berulang kali, dan melamar hingga 3 kali seorang diri. Jangan kalian bayangkan rumah kakekku ada ditengah-tengah kota dengan jalan yang halus-mulus, SALAH BESAR…!!!. Rumah kakekku dari dulu sampai sekarang ada di Malang bagian selatan yang sangat dekat dengan pantai selatan, dibutuhkan waktu 2,5 jam untuk sampai ke tujuan dari Malang bagian kota. Jalan terjal penuh liku, halangan meilintang, dan hutan ditembusnya demi memperjuangkan cintannya. Dan jika aku gambarkan, jika orang hamil tua yang lewat jalan ini, maka ia akan melahirkan ditempat dalam selang waktu 10 menitan saat berada di mobil yang melewati jalan itu, sangking begitu sulitnya akses jalan ini menuju ke rumah kakekku, sungguh demi Allah, itulah yang sebenarnya terjadi. Halangan dari orang tua yang begitu besar dan medan yang begitu sulit ini dilalui Bapakku demi mendapatkan Ibuku. Tahun 2012 lalu saat liburan akhir tahun dan hari Natal, aku berkesempatan ‘menikmati’ jalan itu untuk sekedar menjenguk kakekku yang sedang sakit. Sempat terlintas di fikiranku seperti ini, “Bagaimana jika Bapakku menyerah saat menghadapi halangan dari orang tua Ibuku dan menyerah karena medan yang dilalui begitu berat, maka tidak akan ada ‘Aku’ dan adik-adikku di dunia ini”. Aku sungguh terpekur dengan perjuangan hebat ini. 


Dan akhirnya setelah perjuangan panjang nan melelahkan itu berbuah manis. Alhamdulillah, Allah SWT membukakan pintu hidayah kepada Ibuku tercinta untuk memeluk Islam. Dan Alhamdulillah pada tanggal 12 Juni 1992, akad nikah itu akhirnya benar-benar terjadi. Setalah menikah, satu bulan kemudian, Ibuku mengandung diriku, lalu setelah perjuangan panjang mengandung selama 9 bulan itu, pada tanggal 28 Maret 1993 lahirlah diriku, 3 tahun kemudian di tanggal 26 Maret 1996 lahirlah Hida, kemudian disusul lahirlah Adik bungsuku, nafi 7 tahun kemudian pada tanggal 6 Desember 2002. Semoga pernikahan itu mendapatkan keberkahan dan abadi hingga nanti maut memisahkan, amiiiiiiiiiiiiiinnnnn.


Nah itulah cerita sejarah dari keluargaku, pesan moral yang dapat dipetik kali ini ialah, tidak ada cinta sejati yang tanpa perjuangan dan perbuatan. Ingat sejatinya bahwa cinta itu ialah perbuatan, perbuatan untuk berkorban, mencintai, dan mengasihi. Semoga bermanfaat. See you in the next my posting. ^_^ ^_^

0 komentar:

Posting Komentar