KELUARGAKU
Well, kali ini
aku mau cerita soal keluargaku, tentunya kali ini keluarga dalam artian yang
sebenarnya yach pemirsa…… bukan kayak postingan aku yang ini. Aku sulung dari 3
bersaudara, dua adikku semuanya cewek, adikku yang pertama berumur 17 tahun,
dan yang terakhir berumur 10 tahun. Untuk adikku yang pertama, kami terpisah
sejak dia berumur 3 bulan, alias dia dianggkat oleh Pamanku menjadi 'anak', dan tinggal
bersama beliau hingga sekarang di kota Sidoarjo. Dulu Pamanku menikah selama 15
tahun dan belum dikaruniai anak, hingga akhirnya memutuskan untuk mengadopsi
adikku sebagai anak alias pancingan. Alhamdulillah sekarang telah dikaruniai
anak perempuan berumur 7 tahun. Otomatis kami terpisah jarak, dia sekarang di
Sidoarjo dan aku sekarang ada di Magetan bersama kedua orangtuaku dan adikku yang
paling kecil. Well, sebenarnya keluarga kami termasuk keluarga yang harmonis,
kalao kalian gak percaya tenggok saja di rumah kami, nilai-nilai kasih sayang,
saling menghargai, dan cinta kasih sangat kental dalam kehidupan sehari-hari
kami, entah apa sebabnya. Mungkin ini semua disebabkan karena besarnya cinta
Bapakku kepada Ibuku, yang jika kalian melihat kisah cinta mereka aku yakin
100% kalian pasti iri. Hal ini lah yang mungkin menyebabkan aku tumbuh menjadi
pribadi yang penuh cinta dan kasih sayang, gak percaya….??? Tanyakan saja
berapa banyak saudara angkat, sahabat, dan teman-temanku yang tersebar hingga
pelosok negeri ini, wee lebay.com, wkwk.
Keluarga ini
jarang sekali bertengkar, aku sungguh tidak tahu apa alasan Bapakku begitu
mencintai ibuku sebesar ini. Hmm… terkadang aku iri dengan orang tuaku sendiri,
kenapa mereka bisa menemukan pasangan yang begitu cocok dan harmonis seperti
ini sich…. Aku sungguh iri bukan main dengan keromantisan, kejutan-kejutan dan
kasih sayang Bapakku yang diberikannya kepada Ibu dan keluarga kami. Mungkin
bagi mereka kesulitan terbesar dalam hidup ini ialah masalah finansial. Hmm... well,
namun apapun beban dalam hidup ini, keluargaku tak pernah goyah bahkan semakin
bertambah kuat. Tau alasan aku menulis ini semua, karena semua ini berawal dari
kisah cinta kedua orang tuaku.
Yaa, perkenalkan
Bapak-ku bernama Pak Nasrun, dan Ibuku bernama Bu Yeti. Bapakku sekarang bekerja
sebagai Guru PAI di SD, ibuku seorang kepala sekolah di TK swasta di kota kecil
kami. Dulu sebelum menikah dengan Bapakku, Ibuku seorang Kristen Katholik,
kisah cinta mereka berawal dari sini. Awal pertemuan mereka berdua terjadi seperti kisah dibawah ini, dulu ayahku hanya bekerja sebagai karyawan di sebuah toko bangunan, nah
setelah lulus kuliah ibuku mencoba melamar pekerjaan di toko tersebut dimana
Bapakku bekerja. Sayang Ibuku tidak diterima sebagai karyawan di toko tersebut,
namun malah mendapatkan jodoh (Bapakku). Bapakku langsung jatuh cinta pada
pandangan pertama saat melihat ibuku waktu melamar pekerjaan di toko tersebut.
Akhirnya adegan kejar-kejaran, apel dan lain-lain mulailah terjadi. Halangan
dari kedua belah pihak orang tua sungguh besar, gimana tidak ‘orang tua anggkat’
ibuku dengan keras menolak Bapakku sebagai calon suami untuk Ibu yang notabene
hanya karyawan toko biasa. Ibuku saat itu tinggal bersama Paman dan Bibinya di
Magetan, sedangkan orang tua kandungnya tinggal di kota Malang. Sehati dengan
orang tua anggkat ibuku, orang tua kandung Ibuku awalnya juga tidak merestui
hubungan ini, karena Bapakku mengajukan syarat untuk mangajak Ibuku memeluk
Islam (Saat itu Keluarga Ibuku memeluk Agama Kristen Katholik, namun Alhamdulillah
sekarang telah memeluk agama Islam). Sungguh ku akui perjuangan cinta antara kedua
orang tuaku begitu hebat dan berat. Bahkan karena sangking cinta dan sangking
seriusnya, Bapakku hingga rela menemui orang tua kandung Ibuku di Malang hingga
berulang kali, dan melamar hingga 3 kali seorang diri. Jangan kalian bayangkan
rumah kakekku ada ditengah-tengah kota dengan jalan yang halus-mulus, SALAH
BESAR…!!!. Rumah kakekku dari dulu sampai sekarang ada di Malang bagian selatan
yang sangat dekat dengan pantai selatan, dibutuhkan waktu 2,5 jam untuk sampai
ke tujuan dari Malang bagian kota. Jalan terjal penuh liku, halangan meilintang,
dan hutan ditembusnya demi memperjuangkan cintannya. Dan jika aku gambarkan,
jika orang hamil tua yang lewat jalan ini, maka ia akan melahirkan ditempat
dalam selang waktu 10 menitan saat berada di mobil yang melewati jalan itu, sangking
begitu sulitnya akses jalan ini menuju ke rumah kakekku, sungguh demi Allah, itulah yang sebenarnya terjadi. Halangan dari orang tua yang begitu besar dan medan yang begitu
sulit ini dilalui Bapakku demi mendapatkan Ibuku. Tahun 2012 lalu saat liburan
akhir tahun dan hari Natal, aku berkesempatan ‘menikmati’ jalan itu untuk
sekedar menjenguk kakekku yang sedang sakit. Sempat terlintas di fikiranku
seperti ini, “Bagaimana jika Bapakku menyerah saat menghadapi halangan dari
orang tua Ibuku dan menyerah karena medan yang dilalui begitu berat, maka tidak
akan ada ‘Aku’ dan adik-adikku di dunia ini”. Aku sungguh terpekur dengan
perjuangan hebat ini.
Dan akhirnya
setelah perjuangan panjang nan melelahkan itu berbuah manis. Alhamdulillah,
Allah SWT membukakan pintu hidayah kepada Ibuku tercinta untuk memeluk Islam.
Dan Alhamdulillah pada tanggal 12 Juni 1992, akad nikah itu akhirnya
benar-benar terjadi. Setalah menikah, satu bulan kemudian, Ibuku mengandung diriku,
lalu setelah perjuangan panjang mengandung selama 9 bulan itu, pada tanggal 28
Maret 1993 lahirlah diriku, 3 tahun kemudian di tanggal 26 Maret 1996 lahirlah
Hida, kemudian disusul lahirlah Adik bungsuku, nafi 7 tahun kemudian pada
tanggal 6 Desember 2002. Semoga pernikahan itu mendapatkan keberkahan dan abadi hingga nanti maut memisahkan, amiiiiiiiiiiiiiinnnnn.
Nah itulah
cerita sejarah dari keluargaku, pesan moral yang dapat dipetik kali ini ialah,
tidak ada cinta sejati yang tanpa perjuangan dan perbuatan. Ingat sejatinya
bahwa cinta itu ialah perbuatan, perbuatan untuk berkorban, mencintai, dan
mengasihi. Semoga bermanfaat. See you in the next my posting. ^_^ ^_^
0 komentar:
Posting Komentar