Kamis, 18 April 2013

Sebelum masuk pada inti pembicaraan, aku ingin terlebih dahulu memperkenalkan disini apa yang kusebut dengan 'keluarga' (keluarga dalam tanda kutip), yang pasti disini keluarga yang kumaksud bukan yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan saudara / saudari, lhoh pemirsa.... Nah trus apa donk...??? Keluarga disini yang kumaksud ialah, temen-teman kuliah 1 kelas yang telah mewarnai hidupku dalam 2 tahun terakhir ini, yang dalam suka-duka selalu bersama (halahh, preeettt).

Selama ini aq selalu beranggapan bahwa 'keluarga' ini selalu bahagia, adem, ayem, dan tentrem saja, yang paling harmonis malah, jika dibandingkan dengan kelas-kelas lain di angkatan kami (ada 7 kelas di Prodi PBI, dan kami ada di Kelas A). Hingga suatu ketika, mencentuslah suatu 'permasalahan sepele' yang tidak perlu di explouse di depan kelas dimana disitu ada 'Dosen' dan anak kelas lain. Bukankah itu sama saja memperlihatkan aib sendiri kepada orang lain....??? Sebelum membahas masalah ini lebih jauh aku akan menjelaskan apa sich pokok masalah sebenarnya. Hmm... sebenarnya inti permasalahan pertama yaitu, ada salah satu temen sekelasku, cowok kita sebut aja 'Mr. Z'. Mr. Z ini adalah seorang perantau dari suatu daerah si Pulau Sumatra. Sejak kepindahannya di sini, dia selalu saja menyendiri dan tidak bisa bergaul dengan anak-anak satu kelas. Nah si Mr. Z ini jika menurut penilaianku dia orang yang kurang betanggung jawab, susah diberi pemahaman dan juga termasuk orang yang keras kepala, (hmmm... gubraakkk). Nah pada minggu kemaren, kita nich kan ada tugas, tugasnya kelompok, dia itu karena gak punya 'temen deket' di kelas jadinya dia ditolak sama semua anak yang udah punya kelompok. Karena kebaikan hati teman kami yang bernama, 'Mbak S' dan 'Mbak E' dengan legowo dia pun diterima di kelompok mereka. Di saat kerja kelompok (hari Kamis 11 April 2013) guna membahas pembagian materi, Eeee.... lha kog enak-enaknya si Mr. Z ini gak menghargai si Mbak S dan Mbak E dengan mendengarkan lagu lewat 'hetset' siapa yang gak ilfill coba kalo kayak gitu...??. Kembali ke... Lapto... Ee... salah, kembali ke topik. Di hari itu didapat suatu kesepakatan bahwa pengumpulan materi pada hari Sab'tu 13 April 2013 (Tugasnya suruh buat makalah pemirsaa...., si Mr. Z ini kebagian buat 'kesimpulan') bukannya dia ngumpulin tuch materi buat makalah, Ee... lha kog malah bilang kayak gini "Dapet, bagian kesimpulan gak kurang menantang nich, mbak, hehe" yaa ampyuuunn udah pingin ku pukul tuch kepalanya. Udah bilang kayak gitu, Ee..  bukannya dikerjain malah gak dikerjakan, bahkan dengan entengnya dia malah menyuruh si Mbak E untuk ngerjain tugasnya (yang suruh bikin kesimpulan tadi) atas nama dia, udah bilang kurang menantang, ee... malah suruh kerjain orang, bukankah itu sama saja dengan tidak bertanggung jawab. Nah trus apa peran si Mbak S. Nah Mbak S ini temen deketnya si Mbak E tadi, dia itu maniak FB N Twitter, nah dapet permasalahan kayak gini dia tuch otomatis romantis langsung 'update status' di FBnya, isinya tentang kekecewaannya dia sama si 'Mr. Z' tadi. Karena kami 1 kelas maniak sama jejering sosial dan mengganggap jejearing sosial (FB) sebagai salah satu elemen penting bagi kami anak satu kelas yang berguna untuk share apapun termasuk tugas. Eh kog malah ngelantur gak jelas kayak gini sich...?? Kembali ke topik, karena kami maniak FB otomantis sebagian besar anak di kelas kami reflek mengomentari status di FB tersebut (sebagian besar anak di kelas kami sudah mengerti tentang permasalahan yg terjadi di kelompok si Mbak E tadi) termasuk aku juga sich... Hmm ketauan dech. Sebagian besar komentar di status FBnya Mbak S tadi isinya menhujat si 'Mr. Z' tadi, dan yang paling pedas n tajam kata-katanya (komentar distatus FBnya Mbak S) itu komentar milik Mbak B, Mbak B ini satu genk sama si Mbak E dan Mbak S. isinya kayak gini "Semoga ini yang terakhir dapet kelompok sama dia, kita berdo'a saja biar gak dapet kelompok sama dia lagi", nah tanpa disangka-sangka si 'Mr. Z' ini tau dan ngebaca tuch status beserta koment-komentnya anak-anak. Bukannya mawas diri ee... lha kok malah mempermasalahkan persoalan ini dengan cara melapor ke Dosen N minta izin untuk menghujat kelompoknya tadi dan orang-orang yang menghujat dia di jejaring sosial', yang lebih aku sesalkan ialah mengapa ia bertindak seperti anak SD, kenapa ngak secara 'Gentelmen' mengakui semua kesalahannya dan berusaha meng-clear-kan masalah ini hanya dengan kelompok yang bersangkutan. Dia malah dengan entengnnya dan tanpa rasa berdosa, menghujat anak-anak didepan kelas, dan di kelas itu ada anak kelas lain dan seorang Dosen. Sumpah saat itu mau ku tutup aja muka cantikku ini dengan tas kresek, pemirsa... Hmm..... (xixi, prreet). Si 'Mr. Z' tadi pake ngata-ngatain ngak bijak lah, ngak punya hati lah, N ngata-ngatain gak pantes sebagai mahasiswa di jalur pendidikan yang melakukan kayak gitu.

Hmm... pastinya sungguh aq sangat-sangat menyesalkan kejadian kayak gini, dari kami yang termasuk keluarga harmonis, seketika predikat itu hilang dengan ter-explousenya masalah ini. Aku sungguh berharap kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Hmm dan semoga dengan adanya 'Tragedi FB' (sebut saja begitu sodara-sodara) menjadi pendewasaan bagi kami anak 1 kelas, amiiiiinnn.

0 komentar:

Posting Komentar