Kamis, 31 Juli 2014



Dear Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam
Assalamualaikum, Wr. Wb.

Yaa Rasulullah aku ingin sekali dari kemarin menuliskan surat untuk engkau, tapi yang ku tahu engkau tak bisa baca dan menulis juga tidak mengerti bahasa Indonesia, sedangkan bahasa arabku sungguh mengerikan, orang Inggris bilang 'really terrible worse'. Namun bagaimana, aku tak kuasa menyimpan gejolak hati ini, semoga kelak Allah SWT membantuku untuk menyampaikan surat ini dan beserta isinya kepadamu, amiiinnn. Duh Yaa Rasul, kau tahu sesungguhnya aku tak patut menulis surat ini, karena aku yakin dan sadar aku masih banyak dosa, khilaf, sholatpun masih tak tertib, bukannya aku sok suci, andai engkau tahu, dari dulu hingga sekarang memiliki 1 pertanyaan yang ingin ku sampaikan padamu langsung, 1 pertanyaan dari aku masih kecil hingga dewasa ini.

Mengenai pertanyaan ini, bukannya aku sangsi atas segala sabdamu, tapi aku justru yakin se-yakin-yakinnya bahwa engkau memang benar dan selalu benar, aku hanya ingin membuktikan saja kepada umat-umatmu yang lalai bahwa engkau memang benar dan selalu benar.

Aku ingat dulu waktu aku masih SD, pertama kali aku menyukai serial film china atau mandarin, hal ini karena kakak sepupuku juga sangat menyukainya jadi akupun ikut menyukainya. Hal ini jugalah yang menyebabkanku ingin pergi ke China suatu saat nanti. Dan waktu SD pula pertama kali juga aku pernah mendengar kalimat, 'Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China'. Kau tahu yaa Rasul saat itu aku langsung jatuh cinta dengan kalimat diatas, awalnya kupikir kalimat diatas merupakan peribahasa dari guru-guru doang yang menginginkan para siswanya termotivasi untuk belajar, tak terbesit sedikitpun bahwa itu berasal dari kalimat muliamu. Dan sejak itu pula keinginan untuk pergi ke China mulai tumbuh, walau aku tak tahu bagaimana mewujudkannya dengan otakku yang bodoh dan dungu ini. Mustahil, sangat. Tidak mungkin, pasti. Duh, Ya Rasul, aku sungguh menginginkan itu. 

Seiring bertambahnya umurku, saat aku bersekolah di Aliyah, aku ingat sekali waktu itu aku masih duduk di kelas 2 Madrasah Aliyah, seorang ustads ku pernah menjelaskan tentang kalimat diatas yang baru aku tahu itu merupakan hadist shohih yang berasal dari kaliamt muliamu. Kalimat asalnya yaitu, 'Uthlubul ilma walau bisshin' kalao diterjemahkan ke dalam bahasa inggris, kurang lebih seperti ini, 'Seek knowledge, even unto China". Jika engkau saat ini masih bersama kami, engkau akan menemukan kalimat diatas diberbagai akun jejaring sosialku, yang menandakan bahwa aku sungguh ingin mewjudkan dan ingin mengikuti perintahmu, sungguh, walaupun aku tak tahu bagaimana mewujudkannya.

Yaa Rasul, dulu waktu Aliyah itu Ustadku pernah menjelaskan, bahwa hadist diatas, ditafsirkan bahwa kita harus menuntut ilmu hingga jauh, karena jarak antara negara Arab dan China itu jauh, dan perjalanan menuju ke China itu membutuhkan waktu yang sangat lama juga menempuh jalur yang berbahaya, karena sepanjang perjalanan ke China, jalur yang digunakan dipenuhi oleh perampok, hewan berbisa, dan juga daerah yang kering. Makannya bagaimanapun juga walau sesulit apapun ilmu itu harus dicari. Yaa Rasul kau tahu apa reaksiku mendengar penjelasan Ustadsku diatas, pertama kali yang ku lakukan adalah bertanya, "Mengapa Baginda Rasulullah tidak menyuruh saja menuntut limu ke Indonesia, Ustads, kan Indonesia lebih jauh dari China, selain itu perjalanannya juga lebih sulit dan menantang, kan kalau dari Arab ke Indonesia harus lewat jalur darat dan jalur lautan, pastikan lebih sulit ketimbang dari Arab ke China yang cuman lewat jalur darat...??? Ustadkupun menjawab dengan menambahkan tafsir kedua dari hadist tersebut. Ustadku bilang tafsir ke 2 mengatakan, bahwa saat itu, saat engkau pertama kali mengatakan kalimat mulia tersebut, kebudayaan Chinalah yang paling maju pada waktu itu. Jadi para umat muslim diwajibkan menuntut ilmu kesana.

Aku pun tak puas dengan jawaban itu, bukannya aku sangsi dengan hadistmu, tidak, aku yakin dan percaya bahwa hadistmu berlaku untuk sepanjang zaman, aku yakin itu. Tentang masalah jarak, sekarang bisa ditempuh dengan pesawat yang tentu saja jarak dan waktu tak jadi masalah, dan lagi bebas ancaman perampok dan binatang buas. Tentang masalah kebudayaan China yang maju pada waktu itu, bukankah sekarang yang paling maju ialah budaya barat, dan lagi seluruh umat manusia telah tahu bahwa universitas terbaik di dunia ini ialah universitas Harvard. Sekali lagi bukannya aku sangsi dengan hadist dan tafsir diatas, aku yakin seyakin yakinnya bahwa ada 'sesuatu' yang tersembunyi yang tentu saja berlaku sepanjang zaman. aku ingin tahu apakah 'sesuatu' tersebut, untuk membuktikan bahwa engkau benar dan selalu benar. 

Kau tahu yaa Rasul, aku selalu menanyakan hal ini kepada siapa saja yang 'ilmu agamanya' mumpuni menurutku. Aku pernah bertanya hal ini kepada temanku yang sangat agamis sekali. Katanya, hadist diatas menggambarkan bahwa umat islam bebas meuntut ilmu kapada siapa saja, bahkan kepada orang kafir sekalipun, kita diperbolehkan menuntut ilmu, tak hanya menuntut ilmu kepada umat islam saja. Tapi itu belum menjawab pertanyaanku, menjawab makna 'sesuatu' itu, aku sungguh ingin tahu yaa Rasul, mengapa engkau menyuruh kami menuntut ilmu hingga ke China, kenapa tidak ke yang lain...??? pasti ada sesuatunya kan, 'sesuatu' yang sering diebut dengan 'faktor X' itu. Yaa Rasul aku mohon jawablah 1 pertanyaanku ini... aku mohon.

Tak hanya itu saja, aku lanjutkan bertanya kepada Bapakku, bapakku yang bekerja sebagai guru PAI (Pendidikan Agama Islam) pastilah tahu, fikirku. Bapakku menjawab, sama seperti guruku, bahwa pada masa itu kebudayaan Chinalah yang paling maju, sehingga Rasulullah meyuruh umatnya untuk belajar hingga ke China. Yaa Rasul tentu saja hal ini belum dapat menjawab pertanyaanku diatas.

Kau tahu yaa Rasul dalam setiap sujudku, sholatku, do'aku, di sepertiga malamku, pertanyaan diatas serta harapanku agar dapat menuntut ilmu hingga ke negeri China selalu dan terus kupanjatkan, tak lelah-lelah, juga terus berusaha mempelajari bahasa mandarin lewat film-film mandarin agar bisa lulus tes HSK. Karena yaa Rasul les bahasa mandarin itu biayanya sungguh sangat tinggi dan mahal, bapakku pun mungkin tak akan bersedia, karena kebutuhan hidup menuntut untuk dipenuhi ketimbang kebutuhan tersier tersebut. 

Yaa Rasul pada akhirnya aku mendapatkan satu titik terang atas pertanyaan yang sedari aku masih memakai seragam merah-putih, hingga sekarang telah terjawab. Pada malam 1 Ramadhan di saat sholat Tarawih pertama di Masjid Al-Amin kampungku, pertanyaan itu akhirnya mendapatkan jawabannya. Bahwa ada hadist lain yang mengatakan di akhir zaman orang-orang bermata sipit dan berkulit putihlah yang menguasai ilmu pengetahuan, maka dari itu umat islam dianjurkan untuk menuntut ilmu hingga ke China.

Yaa Rasul terimakasih selama ini engkau telah memberikan arahan, peringatan, ajaran yang berkasih sayang, serta tak henti-hentinya memotivasiku langsung. Ingin sekali aku menuliskan surat ini dan memberikannya langsung kepadamu, ke makammu di kota Madinah sana, tapi yaa Rasul, kami belum mampu untuk pergi mengunjungi makammu, aku harap di masa yang akan datang Allah SWT masih memberiku kesempatan untuk menziarahi dan memberikan surat ini kepadamu. Aku harap Allah SWT mau membacakan dan memberitahu isi surat ini, amiin. Sekian surat ini aku sampaikan kepadamu duhai Rasulullah SAW salam dan sholatwatku tak henti-hentinya kupanjatkan untuk engkau, agar engkau mau menolongku di akhirat kelak, aminn yaa rabbal alaim.

Salam Cinta dari Putri Aries Safitri
Waasalamualaikum, Wr. Wb.

Note*
Surat ini ditulis untuk Rasulullah, dalam rangka mengikuti lomba dari Mbak Kimi.

0 komentar:

Posting Komentar