Rabu, 11 September 2013


Postingan aku kali ini masih gak jauh-jauh amat mengenai buku dan penulisnya. Sudah aku singgung sebelumnya di postingan aku yang ini, bahwa aku lebih menyukai penulis daripada artis. Yabs, bener banget, dan salah satu penulis favoritku ialah "Bibi Chiung Yao" si empunya Putri Huan Zhu yang melegenda di era tahun 90an. Nah dulu ketika pertama kali berkenalan dengan Putri Huan Zhu ini, aku masih duduk di bangku kelas 1 SD. Nah dulu kakak sepupuku yang pertama kali mengenalkannya padaku, waktu itu aku masih terlalu kecil untuk mengerti dan faham dengan alur cerita dari drama dari Taiwan ini, namun seiring perjalanan waktu ketika aku udah duduk dibangku kelas 6 SD sekuel Putri Huan Zhu yang season 3 tanyang, terus aku tonton dech. Catatan: dulu yang tayang baru season 1 dan 2 aja, yang ke tiga tayang di Indonesia pada tahun 2004. Aku mulai mengerti dan tertarik dengan alur cerita dari Putri Huan Zhu ini, nah sangking senengnya dan sangking sukanya aku sampai bela-belain baca dan kepingin punya yang versi novelnya, dan Alhamdulillah bulan Maret 2013 kemaren aku udah memilikinya lengkap meskipun dalam kondisi second hand, tapi gak papalah yaw daripada gigit jari, hehe.

Mengenai Bibi Chiung Yao sendiri, menurutku merupakan penulis yang hebat, gimana gak hebat coba ia berhasil mempengaruhi pembacanya dengan hasil karya-karyanya, bukankah penulis yang hebat ialah penulis yang bisa menggerakkan hati pembacanya untuk berpikir dan ‘menggangu’ pikiran mereka, serta menggerakkan, pikiran dan hati. Seperti kata Mbak Adenita si penulis "9 Matahari" dalam blog pribadinya, yang bisa kalian baca disini


Ini dia wajah Bibi Chiung Yao 

Aku ingat bahwa di halaman akhir dalam novel Putri Huan Zhu, Bibi Chiung Yao pernah menulis sebagai berikut, "Pendek kata di setiap bagian itu saya telah membubuhkan benang merah, menyisakan tempat kosong bagi semua orang agar bisa lebih banyak berimajinasi. Tentu saja pada saat Anda sekalian membayangkannya, jangan sampai terkungkung oleh sejarah resmi. Dengan cara itulah Anda akan menyadari bahwa selesai membaca novel ini masih ada kesenangan yang tersisa." Hal inilah yang menandakan ia merupakan penulis yang hebat karena mampu menghidupkan imajinasi-imajinasi para pembacanya. Salut dah sama bibi Ching Yao ini.

Maap yaa kalo hasilnya kurang memuaskan, ini lho tulisannya Bibi Chiung Yao yang ku maksud

Ternyata ohh.. ternyata jadi penulis itu gak gampang n gak semudah membalikkan telapak tangan lhoh pemirsa, makannya hargailah karya orang lain, hehe... Nah sekian yaa postingan aku kali ini, semoga menghibur dan bermanfaat meskipun agak nyeleneh, hehe, bye...

0 komentar:

Posting Komentar