Selasa, 17 Februari 2015



Ane mau cerita nich gaess, tolong dengerin baek-baek yee and jangan lupa duduk manis sambil makan cemilan tapi jangan banyak-banyak entar gendut, trus gak laku deh... ehehe... Sorry salah fokus... LOL. Okey mari kita mulai cerita ini dengan bacaan bassmalah.... Bissmillahirrohmannirrohim... qiqi, loe pikir pengajian....!!! Biar kalian pada tau aku ceritain kronologi awalnya neeh, so tetep stay tuned yuaa....

Sekarang neeh aku lagi deket sama dosenku seorang Ibu dosen pelus ibu rumah tangga super, dia dosen yang special banget menurutku, bisa dikatakan aku ngefans dan salah satu penggemar beratnya dan suaminya, untuk bagian ini aku akan ceritakan di postingan terpisah yaa. Dosenku ini kebetulan emang ditakdirkan sama Allah SWT menjadi ibuku. Loh kok ibu, iya donk karena dia PA (Pembimbing Akademik) semacam wali kelas-lah kalau di sekolah. Jadi bisa dikatakan kalau dia Ibuku dikampus. Suami dosenku ini merupakan Kaprodi di jurusannku yang baru, so aku seneng binggo gitu dech. 

Okey, yuk lanjut cerita, karena emang dosenku itu PA ku, maka sejak awal menginjakkan kaki dikampusku, dialah yang membimbing aku dan otomatis romantis dosenku deket lah sama aku. Dan yang lebih menggembirakan lagi aku seneng banget karena dia menjadi pembimbing skripsiku, yeay. Karena deket, beberapa waktu yang lalu kami, temen-temen sekelas (emang kelasku doank yang deket sama dosenku itu, coz kelas laen pada keki kalau nama dosen ini disebut, karena terkenal 'angker') di ajak ke workshop di UGM. Ceritanya semua ingin ikut, dan karena sebab dan lain hal, cuman gue doank yang ikutan. Otomatis romantis temen seperjalanan gua yaa sama dosenku itu, lha gak ada yang lain. 

Gua berangkat ke Jogja, jam 3 subuh, nyampe sono jam 6 pagi, dari terminal Madiun sampai Janti Jogjakarta. Terus perjalanan dilanjutin naek bis kota dan turun di Universitas Negeri Jogjakarta (UNJ). Lhoh kok ke UNJ, bukannya tempetnya workshop di UGM, yuaa...? Karena masih pagi binggo, penumpang yang turun di UGM kagak ada, jadinya sopirnya kagak mau lewat UGM, jadi kami diturunin di kantor pos deketnya UNJ. Lha iya sapa juga yang mau kuliah pukul 6 pagi, kampusnya aja masih belom dibuka juga kelles. Setelah turun di kantor pos, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki, menerobos UNJ terus ke UGM, berjalan kaki kurang-lebih sekiloanlah, ini baru nyampe gerbangnya UGM doank lo yaa, #catet belom ke lokasi workshopnya di perpustakaan utama. Kalau mau ke lokasi tambah jalan sekilo lagi, jadi total jalan kaki 2 kilo sambil bawa tas super berat yang isinya latop 14 inchi dan peralatan laennya, jangan timbang berapa kilo beratnya, yang pasti berat bangeeet.

Karena kami tiba 3 jam sebelum acara dimulai, dan di pagi hari pulak, makannya sebelum ke workshop, foto-foto #janganketinggalan dan sarapan dulu lah di kantin UGM. Abis sarapan foto-foto lagi, kan agendanya pukul 9 pagi, jadi masih ada banyak waktu buat foto-foto donk. Workshopnya neeh tentang tips-tips pagimane nyari journal ilmiah internasional di salah satu database yang namanya Proquest dan Cabi. Disitu pembicaranya seorang manager di PT yang menjadi vendor database khususnya Proquest dan Cabi itu. Jadi kita kayak dilatih langsung sama ahlinya, jadi tau deh tips-tips hebat seputar pencarian journal ilmiah. 

Praktislah kemaren menjadi salah satu hari hebat dalam hidupku. Karena ini pula aku bisa berkesempatan menginjakkan kaki ke UGM, meskipun belum sempet menuntut ilmu disana. Berharap banget setelah lulus bisa ngelanjutin S2 kesono, kayak dosen-ku itu sama suaminya. Sedikit catatan seperti apa bangunan-bangunan di UGM, kampusnya luas binggo, kalau gak salah itung 20 kali lipatnya luas kampusku. Disana masih ada hutan kota dan tumbuhan  di taman-taman yang terawat dan ditata rapi, perpustakaan utamanya saja ada 5 lantai, tempatnya bersih, rapi dan nyaman untuk belajar atau berdiskusi. Di sudut-sudut tertentu disediain bangku-bangku dan meja untuk melepas lelah dan diskusi. 

Ada 1 yang gak aku suka, maap lo yaa bukannya menjelek-jelekkin. Kampus segitu gedhenya, dengan segitu banyaknya mahasiswa, dosen, karyawan, dan penduduk kampus yang sudah mendunia itu cuman ada 3 kantin yang seupil. Hah, seupil...??? iya loh seupil, kantinnya terbagi 2 bagian, kantin VIP dan kantin yang merakyat. Kantin VIP ini tau sendiri lah full AC dan makanan yang mahal binggo. dan 2 kantin yang sesuai kantong mahasiswa. Biasanya kantin yang merakyat itu super duper rame kayak pasar coz mahasiswa seneng makan disitu karena ya itu tadi murmer, alias murah meriah. Luas kantin-kantin itu sempit, dengan mahasiswa yang membeluder. Kalau dibandingin neeh kantin dikampusku 4 kali lipat lebih banyak dan lebih luas. Itu aja seh kurangnya menurutku, kalau soal pelayanan, tok cer abis lah, karenakan orang jogja itu lemah lembut, sopan, ramah, dan murah senyum. Walaupun aku mahasiswa asing, mereka dengan ramah melayaniku, sumpe, jadi kepingin sekolah disana deh suatu hari nanti, I hope so. Laporan selesai, waktunya bubar barisan... ckck... loe kira pelajaran baris-berbaris....???

0 komentar:

Posting Komentar