Jumat, 30 Oktober 2015


Kali ini aku mau bikin postingan tentang review novel berjudul 'Pulang' karya Tere Liye. Novel ini bercerita tentang perjalanan taubat si tokoh utama yang dijuluki dengan 'Si Babi Hutan'. Si Babi Hutan ini merupakan tokoh shadow economy yang handal seantero asia pasific. Kagak tahu shadow economy, ya googling aja, qiqi. Kalau kamu membacanya buat hiburan semata dijamin gak bakalan nyambung sama jalan ceritanya. Tapi kalau kamu sedikit kritis sama karya-karya sastra, kamu bakalan dapat 'sesuatu' yang menarik.

'Pulang' memiliki alur flash back, artinya alurnya tidak berurutan. Namun bukan itu yang perlu digaris bawahi dalam novel ini. Jika para pembaca novel ini, bagi yang udah baca, kalau kamu peka kamu dapat merasakan kritikan terhadap pemerintahan Indonesia saat ini. *ahem* Jokowi *ahem*.

Balik ke sinopsis novel 'Pulang'. Di awal cerita pembaca bakalan disuguhi dengan narasi si tokoh utama, namanya Bujang yang memiliki julukan 'Si Babi Hutan' itu tadi. Bujang ini diceritakan tinggal di pedalaman hutan Sumatra bersama kedua orang tuanya. Suatu hari pemukiman atau kampung si Bujang ini diserbu oleh kawanan babi hutan yang meresahkan warga karena mereka semua terancam gagal panen. Ayah si Bujuang ini kemudian meminta bala bantuan kerabatnya dari kota untuk membasmi hama babi ngepet, ee... salah babi hutan.

Datanglah segerombolan pemburu ato kerabatnya ayah si Bujang tadi ke perkampungan tersebut. Kemudian di malam hari pemburu dibantu warga sekitar dan si Bujang ini berburu babi hutan hingga ke tengah hutan. Lalu tiba-tiba munculah babi raksasa yang siap menerkam ketua rombongan (si kerabat ayah Bujang). Tapi babi tersebut dapat dibunuh si Bujang melalui pertarungan yang sengit.

Setelah berhasil membasmi babi hutan, kembalilah rombongan itu ke rumah si Bujang, dan ternyata si Bujang malah diajak kerabat ayahnya untuk pindah di kota selamanya dan menjadi anak angkat. Kerabat ayah si Bujang yang di novel ini disebut sebagai Tauke Besar ternyata ketua perkumpulan 'Keluarga Tong' yang menguasai kota provinsi. Keluarga Tong ini lebih ke perkumpulan, bukan artian keluarga pada umumnya, keluarga di novel ini mengacu ke perkumpulan orang-orang yang menguasai shadow economy. Apa shadow economy...? yaa googling aja.... hehehe...

Novel ini lebih menekankan cerita tentang pertempuran-pertempuran dalam mempertahankan shadow economy. Pertempuran, perampasan, pencurian, dan penghianatan semua ada. Para pembaca yang memiliki pemikiran terbuka dijamin akan terbelalak dengan fakta-fakta 'dunia hitam' yang tak diketahuai orang-orang selama ini. Yaa... terang saja dunia hitam yang dimaksud oleh penulis merupakan 'shadow' bayangan, jadi tak kasat mata, mirip-mirip kayak makhluk halus gitu lah, wkwkwk #gagal fokus. So, bagi yang penasaran silahkan baca saja yaa. Bye...

1 komentar: