Rabu, 23 Agustus 2017


 Diambil dari sumber berikut

Ini minggu terberat, ketahuan mulai tambah rajin nulis postingan di blog karena sebenernya si empunya blog lagi galau. Whatever. Sudah galau tambah lagi kerjaan menumpuk serta tugas yang belum tersentuh sebelum kembali lagi ke tanah rantauan dan meninggalkan tanah air. Minggu ini, karena terbawa suasana, 17an dan karena di amanahi tugas sebagai juri penulisan lomba artikel oleh PPI Tiongkok, makannya timbullah keinginan untuk menulis artikel ini. Sudah lama sekali ingin menulis tentang isu nasionalisme dan kebangsaan #tsaah. Okelah kalau begitu yuk lanjut, Shall we...???

Postingan ini timbul dengan satu pertanyaan besar, "Apa kontribusiku untuk 72 tahun kemerdekaan Indonesia?". Dalam kata lain, apa sumbangan untuk kemerdekaan Indonesia saat ini? Seperti quote terkenal oleh Presiden John F. Kennedy, "Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country". Yang artinya jika diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut, "Tanyakan bukan yang apa negara bisa lakukan untukmu, tanyakan apa yang kamu bisa lakukan untuk negaramu." Yaa... apa yang sudah kamu beri...?? Atau apa yang sudah kalian berikan di 72 tahun kemerdekaan Indonesia sebagai kado terindah kemerdekaan negeri ini....???

Dalam kata lain apa kewajiban sebagai warga negara yang telah kamu berikan kepada Indonesia? Diluar kontek perpajakan dan semua kewajiban yang dibebankan oleh semua orang yang memiliki KTP Indonesia. Tentu saat masih duduk di bangku sekolah dasar kita sering sekali mendengar bahwasannya, kerjakan dulu kewajiban baru menuntut hak. Atau bahkan banyak dari kita sudah melupakan pelajaran tersebut berulangkali disebut-sebut saat ada pelajaran PPKn, atau PKN saat masih duduk menempuh pendidikan wajib di negeri ini. Lalu apakah telah selesai pemenuhan kewajiban tersebut setelah seorang warga negara Indonesia selesai melunasi perpajakan yang dibebankan kepadanya...??? Jawabannya NO.... TIDAK...!!! 

Mirisnya di 72 tahun kemerdekaan Indonesia, banyak sekali yang belum menyadari bahwa kewajiban sebagai warga negara Indonesia bukan hanya sebatas pemenuhan perpajakan. Contohnya, banyak sekali demo penuntutan pemenuhan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia. Hal tersebut terjadi karena tiadanya kepercayaan kepada pemimpin pusat pemerintahan tentang kemana perginya uang-uang mereka yang dibayarkan sebagai sewa tinggal di negara yang benama Indonesia. Kesenjangan sosial, kekurangan air bersih, kemiskinan, dan tiadanya lowongan pekerjaan. Hal tersebut menimbulkan protes dimana-mana. Orang-orang sibuk mengelu-elukan pemenuhan hak mereka, tetapi mereka tidak sadar ada kewajiban lain yang perlu dikerjakan sebagai warga negara. Kewajiban untuk mengisi kemerdekaan. Klise mungkin. Yaa... karena kita sering mendengarnya tetapi tidak semua dari kita memaknai dan mengetahui arti yang sebenarnya.  

Mengisi kemerdekaan, hanya terdiri dari 2 kata, namun tidak semua warga negara benar-benar mengemban tugas tersebut setelah para perjuang berhasil mengusir penjajah dari tanah air. Mengisi kemerdekaan bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan peran kita masing-masing di Indonesia ini. Tak perlulah menjadi seorang pejabat pemerintahan hanya untuk mengemban tugas ini, tapi tugas ini merupakan kewajiban seluruh lapisan masyarakat. Baik itu masyarakat yang ada di dalam negeri maupun masyarakat di luar negeri. #tsaah. 

Disini saya akan menggarisbawahi kewajiban-kewajiban bagi warga negara Indonesia yang berada di luar negeri, terkusus sebagai mahasiswa di luar negeri. Karena mengapa, si empunya blog sendiri ialah seorang mahasiswa di luar negeri. Kewajiban apa yang dibebankan oleh mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di luar negeri? Sebenarnya hanya 1 kewajiban yang wajib di camkan dalam dada ketika raga kita jauh dari ibu pertiwi. Yaitu, mengharumkan namanya. Mengharumkan namanya dengan prestasi-prestasi gemilang di luar negeri sana, sehingga bangsa-bangsa lain akan melihat potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia. Dan, dengan prestasi yang ditorehkan oleh putra-putri Indonesia diluar sana mencamkan bahwa Bangsa Indonesia tidak lagi dijajah oleh kebodohan, dengan dibuktikan prestasi-prestasi gemilang yang ditorehkan oleh duta-duta pemuda Indonesia di luar sana. 

Itulah kewajiban utama yang diemban oleh seorang pencari ilmu diluar sana. Kewajiban untuk mengisi kemerdekaan bukan hanya diemban oleh pelajar-pelajar Indonesia di luar sana saja tetapi juga seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang ada didalam negeri. Tetapi faktanya, miris sekali mengetahui nasib Bangsa Indonesia kini. Karena kewajiban sebagai warga negara Indonesia di dalam negeripun tidak diketahui oleh pemuda-pemuda penerus bangsa ini. Bahkan sering menghujat sistem pemerintah, politik dan bahkan ideologi Bangsa Indonesia #SuerIniAdaLho Jika dengan pengeras suara kita bisa mengelu-elukan pemenuhan hak, kenapa kita tidak menyuarakan kegemilangan bangsa Indonesia dengan prestasi-prestasi cemerlang? Tentu hal tersebut akan lebih berguna, daripada kita menyibukkan diri menuntut pemenuhan hak-hak sebagai warga negara Indonesia. Torehkan prestasi, harumkan nama Indonesia, pelan tapi pasti prestasi-prestasi tersebut akan menggiring Indonesia ke arah yang lebih baik. Pembangunan Indonesia bukan hanya tugas para penguasa pemerintahan saja, tetapi tugas semua orang yang di dalam darahnya mengalir darah dan jati diri sebagai seorang Indonesia. #tsaah. 

Jika kamu sering mengeluh harga kebutuhan pokok semakin hari semakin mencekik leher rakyat kecil, harga listrik melambung tinggi, dan biaya pendidikan yang tak terjangkau lagi. Dan menyalahkan bahwa semua itu salah pemerintahan yang tidak becus begini dan begitu. Lalu apa peranmu dalam mengatasi masalah-masalah tersebut? Masalah-masalah tersebut tidak akan selesai dengan banyaknya demo-demo di Ibukota dan lantangnya suara-suara pengeras suara meneriakkan penuntutan hak-haknya. Jawabannya TIDAK. Kita harus take action, harus bergerak menuntaskan banyaknya masalah di nusantara ini. Tak perlulah jauh-jauh untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Tapi mulailah dari diri sendiri, selesaikan masalah yang ada dalam diri sendiri. Iya sih tak mudah bangkit setelah terjatuh, tapi baik itu pilihan untuk kembali bangkit atau tetap tersungkur itu ada ditangan kalian. Jika hari ini ada masalah keuangan atau ekonomi, lalu mulailah cari peluang bisnis baru atau tantang kreatifitas kalian untuk menciptakan, menjual hal-hal baru, dan membiarkan orang lain melihat potensimu melalui teknologi itu. Toh sekarang ini disokong dengan banyak sekali teknologi dan media sosial yang ada. Manfaatkan semaksimal mungkin teknologi tersebut untuk menciptakan hal-hal baru. Sukses itu milik semua orang yang pandai. Yaa... pandai memanfaatkan peluang yang ada. Sekali lagi pilihan untuk kembali bangkit atau tetap tersungkur ada ditangan anda. Trus, masalah lainnya, pendidikan yang tak terjangkau untuk rakyat kecil sehingga menimbulkan banyaknya siswa-siswa yang putus sekolah. Hello, jika kalian hanya berpangku tangan dengan belas kasihan bantuan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) demi pemenuhan kebutuhan pendidikan kalian, bisa dipastikan akan mengalami yang namanya putus sekolah. Di era globalisasi ini pendidikan merupakan 'jantung' dan roda penggerak untuk menggali potensi diri sendiri. Lalu, bagaimana solusi agar tidak terjadi putus sekolah...? Di luar sana banyak sekali beasiswa-beasiswa pendidikan yang ditawarkan tidak hanya dari pemerintah Indonesia tetapi juga oleh Pemerintah-pemerintah negara maju lainnya. Manfaatkan itu semua, coba search di google, yang namanya beasiswa dari A sampai Z pasti akan muncul. Lalu kenapa tidak kita manfaatkan itu sebagai sarana pemenuhan pendidikan? Sekali lagi, pilihan untuk bergerak maju atau tetap tersungkur ada di tangan anda. 

Jadi kesimpulannya, daripada melakukan protes-protes dan membuat tambah macet jalan-jalan di Ibukota, kenapa tidak kita benahi masalah yang ada dalam diri kita. Saya yakin jika kita terus berusaha ada "Tangan-tangan Tuhan" yang membantu kita, asalkan kita terus bergerak dan berusaha. Bukankan di dalam kitab suci agama Islam (Al-Qur'an), agama dengan pemeluk terbesar di Indonesia, terdapat sebuah ayat yang dalam bahasa Indonesia berarti, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka." (QS. 13:11). Lalu, kenapa tidak kita camkan benar-benar ayat tersebut dalam diri kita sendiri? Bukankan kamu mengaku sebagai muslim yang baik? Lalu kenapa tidak kamu lakukan perintah Tuhan (Allah SWT) yang kamu akui keberadaannya? Lalu, orang-orang yang sering protes itu, apa mereka memang sudah benar-benar beriman dan mengamalkan seluruh ajaran dan firman-firman Tuhannya? Saya tidak tahu, hanya Allah dan diri kalian sendiri yang tahu. Satu yang penting, pilihan untuk kembali bangkit atau tetap tersungkur ada di tangan kalian. Pilihan untuk tetap maju atau tetap terpuruk ada ditangan kalian. Pilihan untuk berusaha sekuat tenaga mengubah nasib atau tidak, ada ditangan kalian. So, semua itu kembali pada diri masing-masing individu. Akhir kata, tetap berprestasi, tetap bergerak, dan tetap mengisi kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia didapat dengan perjuangan tanpa batas, dan pilihan memerdekakan diri sendiri juga harus didapat dengan perjuangan. Perjuangan tidak akan berhenti sampai kapanpun, namun sekarang ini perjuangan itu disebut mengisi kemerdekaan. MERDEKA....!!!
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar